Jumat, 07 Januari 2011

RENUNGAN UNTUK ORANG TUA SISWA


RENUNGAN UNTUK ORANG TUA SISWA

(Dalam Menghadapi Ujian Nasional)

Ada orang tua yang kebingungan melihat anak-nya begitu resah menghadapi Ujian Nasional. Anak-nya sulit tidur, susah makan dan tidak bisa belajar dengan baik. Kemudian pada suatu hari sepulang dari kantor, orang tua tersebut membawa sebuah pinsil 2B yang dibungkus dengan kain putih. Sampai dirumah pinsil tersebut diberikan kepada anak-nya sambil memberi nasehat:

„Hai anak-ku, ini aku bawakan untukmu sebuah pinsil dari orang tua, untuk persiapan kamu menghadapi Ujian Nasional. Gunakan pinsil ini hanya pada saat kamu mengikuti Ujian Nasional. Tapi ada syarat-nya, yaitu: pinsil ini tidak akan ada gunanya bila kamu (1) tidak percaya diri, (2) tidak mau usaha, dan (3) tidak berlatih dan belajar dengan benar. Untuk itu mulai hari ini kamu harus istirahat yang cukup dan pada setiap kesempatan kamu harus belajar dengan baik. Ajak teman-teman-mu belajar bersama, tapi jangan sampaikan kalau kamu memiliki pinsil ini“.

Anehnya mulai hari itu anak-nya lebih tenang, lebih rajin beribadah dan rajin belajar dan yang jelas lebih ceria. Barangkali anak tersebut sudah (seolah-olah) memperoleh jaminan bahwa dia akan lulus Ujian Nasional. Kemudian timbul rasa percaya diri yang besar, sehingga apa yang dia kerjakan serasa bermakna. Maka hari-harinya dia isi dengan kegiatan yang bermakna dan belajar dengan benar.

Dari cerita itu dapat kita ambil sebuah kesimpulan bahwa seorang anak memerlukan perhatian, rasa aman, motivasi, pengakuan dan dukungan dari orang-orang yang dicintai untuk bisa melakukan sesuatu dengan baik dan benar menurut ukuran-nya. Seorang anak punya ukuran sendiri untuk sesuatu yang dia kerjakan. Tugas orang tua tentunya mengarahkan agar apa yang dilakukan oleh anak tidak salah jalan.

Kadang kita sebagai orang tua mengharapkan sesuatu yang besar yang menurut ukuran seorang anak menjadi suatu beban yang sangat berat. Orang tua sering hanya menuntut, memerintah dan bahkan memaksakan sesuatu sesuai dengan ukuran-nya sendiri. Hal inilah yang perlu dihindari dan perlu dimengerti oleh para Orang tua. Rasa dihargai atas apa yang telah dicapai oleh anak dapat memberikan motivasi untuk mencapai prestasi-prestasi lain yang mungkin lebih besar, lebih hebat bahkan mungkin akan membawa anak itu kepada kesuksesan dimasa yang akan datang.

Kembali pada cerita pinsil tadi, bahwa sebenarnya pinsil tersebut hanyalah rekayasa orang tua. Pinsil tersebut sama saja dengan pinsil yang lain yang dijual di toko-toko alat tulis dipinggir jalan. Hanya bedanya, pinsil tersebut diberikan pada saat yang tepat dengan dibumbui dengan nasehat yang tepat, dimana anak tersebut sedang mencari pegangan dan perhatian orang tua dalam menghadapi kesulitan-nya…

Mari kita renungkan…, sudah-kah kita melakukan sesuatu yang terbaik untuk anak kita? Kalau belum mari kita mulai saat ini dan mulai dari diri kita. Semoga berhasil…

Sri Bagus DARMOYO

Kepala Bidang Dikmen

Dinas Dikpora Kabupaten Kendal

Tidak ada komentar: