Jumat, 21 Agustus 2009

BERDOA DAN MENDOAKAN

MENDOAKAN ORANG BERSIN

Ketika itu aku sedang berada di dalam Kereta bersama beberapa teman menikmati Wochenende (Inggris = Week end) ke obyek wisata di Heidelberg kota tua yang sangat indah di Dekat Mannheim. Tiba-tiba: „Huas..sszyimm....., Huaszyim...“ aku bersin-bersin. Semalam aku kurang tidur, aku menunggu jam 12.00 malam waktu Mannheim atau sama dengan jam 05.00 WIB. Biasanya aku kalau mau nelpon keluarga selalu menunggu jam 12.00 malam dengan harapan bila aku nelpon, keluargaku di Kendal sudah bangun sehingga tidak mengganggu. Maklum, waktu Indonesia Barat (WIB) dan waktu Mannheim - Jerman berselisih 5 jam (pada musim panas).

„Huaasszzyimmmm...... hhuuaaszzyiimmmm“ aku bersin-bersin lagi. „Gesundheit....“ sayup-sayup terdengar beberapa orang berucap sambil melihatku. Sesaat setelah aku bersin, beberapa orang (orang Jerman) yang sama-sama didalam gerbong mengucap: „Gesundheit.....“. Tidak keras memang, tapi cukup jelas terdengar kata itu yaitu: „Gesundheit“.
Ketika itu, aku tidak tahu apa maksudnya. Yang aku tahu bahwa Gesundheit berarti Kesehatan. Tapi maksud dari kata itu dan kenapa pada saat aku bersin mereka mengucapkan kata itu, aku tidak tahu atau tidak paham.

Beberapa hari kemudian, ketika aku masuk ke kelas Bahasa Jerman, aku tanyakan kepada guru Bahasa Jerman-ku, ternyata kata: „Gesundheit“ itu adalah suatu doa kepada orang yang bersin yang berarti: „Kesehatan“ untuk orang yang bersin. Dasarnya adalah bahwa orang bersin itu sedang mengeluarkan virus atau kuman dari dalam tubuh melalui hidung, berarti bila orang itu bersin, maka kuman atau penyakit didalam tubuh keluar atau dibuang. Maka: „Bersin“ berarti saat menghilangnya sakit. Atau berarti pula bahwa orang yang bersin berarti orang yang sehat.

Orang yang beragama islam, setiap mendengar orang lain bersin (betawi = Bangkis) selalu mendoakan kepada orang yang bersin dengan doa: „Allahu Yarkhamulah“, yang artinya: „Semoga Allah memberi rahmat kepadaMu“. Dan orang yang bersin mengucapkan doa: „Alkhamdulillah“ yang artinya: „Segala puji bagi Allah“. Orang yang bersin dianjurkan untuk berdoa, memuji asma Allah karena diberi karunia: „Kesehatan“

Mendoakan orang bersin ternyata bukan hanya milik orang yang beragama islam. Kebiasaan mendoakan orang bersin ternyata juga menjadi kebiasaan orang Jerman. Orang Jerman bila mendengar orang lain bersin, siapapun yang bersin, tidak terkecuali orang yang belum dikenalnya, selalu mendoakan dengan kata dalam bahasa Jerman: „Gesundheit“, yang artinya „Kesehatan“, atau „saatnya kembali sehat“.

Bagaimana dengan kita, keluarga kita, anak-anak kita? Berdoa dan mendoakan kepada diri sendiri dan kepada orang lain kiranya perlu dikembangkan. Berdoa bukan hanya kepada orang yang bersin dan bukan hanya pada saat mengalami kesulitan. Tetapi berdoalah pada saat memulai kegiatan dan mengakhirinya. Dengan berdoa, menjauhkan kita dari sikap “Takabur”. Insya Allah. Selamat menunaikan Ibadah Puasa bagi mereka yang menjalankan.

Mannheim, 22 Agustus 2009
Sri Bagus DARMOYO
Guru SMK Negeri 2 Kendal

Minggu, 02 Agustus 2009

KEPEMIMPINAN PENDIDIKAN


Model Kepemimpinan Pendidikan
Perspektif Universal Kepemimpinan Ki Hajar Dewantoro,

Pimpinan suatu lembaga atau organisasi selalu ingin menumbuhkan motivasi kerja kepada setiap staf atau bawahannya, dengan harapan motivasi kerja yang tinggi akan menumbuhkan kinerja yang baik dan akan menghasilkan prestasi yang unggul dan bermutu. Dalam menumbuhkan motivasi kepada staf atau bawahan, pimpinan lembaga atau organisasi mempunyai cara yang berbeda. Cara-cara tersebut kemudian akan menjadi suatu model perilaku yang kemudian menjadi sebuah Gaya yang dapat disebut sebagai Gaya Kepemimpinan.

Kepemimpinan pendidikan yang bersifat efektif dan inovatif akan menjadikan lembaga pendidikan berkembang. Keberhasilan kepemimpinan di sekolah yaitu keberhasilan kepala sekolah sangat dipengaruhi oleh hal-hal pokok meliputi : kepribadian, keteladanan, pemahaman konsep, kompetensi manajerial, dan profesionalisme kepala sekolah. Kepala sekolah yang berhasil adalah kepala sekolah yang dapat memanfaatkan kritik, saran dan masukan dari siapapun sebagai bahan pijakan untuk maju dan memperbaiki kekurangannya.

Filosofi Kepemimpinan Ki Hajar Dewantoro yang sering kita dengar di sekolah dan dunia pendidikan pada umumnya serta sering kita baca di dalam buku-buku sejarah adalah ungkapan : ing ngarso sung tulodo, ing madya mangun karso, dan tut wuri handayani. Ungkapan tersebut sangat universal untuk diterapkan didunia pendidikan sebagai model atau gaya kepemimpinan yang digali dari falsafah bangsa Indonesia. Gaya kepemimpinan tersebut merupakan gaya kepemimpinan keteladanan yang saat ini sangat didambakan oleh seluruh rakyat Indonesia.

Filosofi problem solving sebagai ajaran yang dikembangkan oleh Ki Hajar Dewantoro dengan menggunakan ungkapan bahasa jawa yang universal (sangat universal) yaitu Neng-Ning-Nung-Nang adalah salah satu gaya kepemimpinan yang merupakan hasil pemikiran asli bangsa Indonesia. Neng – berati meneng atau tenang, Ning – berarti wening atau bening, Nung – berarti dunung atau keberadaan (letak dimana), dan Nang – berarti ke-wenang-an atau kemampuan/kompetensi.

Problem solving tersebut mengajarkan kepada para pemimpin dalam menghadapi suatu masalah, bahwa seorang pemimpin harus dapat memecahkan permasalahan tanpa membuat permasalahan baru. Dalam problem solving dikatakan “kita dapat menangkap ikan tanpa membuat air-nya menjadi keruh”, atau “kita dapat menangkap ikan dalam kolam yang airnya keruh – Ikannya tertangkap, airnya menjadi bening”. Dalam problem solving yang diajarkan oleh Ki Hajar Dewantoro, seorang pemimpin harus dapat memecahkan masalah dengan tepat dan dapat diterima oleh semua pihak tanpa ada yang merasa dirugikan.

Kepemimpinan dalam perspektif Ki Hajar Dewantoro, sesuai dengan falsafah hidup luhur warisan para leluhur bangsa Indonesia yaitu : Neng, Ning, Nung, Nang, yang merupakan ruh atau inti dari : (1) Neng : Meneng ing solah bowo; (2) Ning : Wening ing pikir manungku pujo; (3) Nung : Dumunung kasunyatan; dan (4) Nang : Wenang ing jumenengan. Bila dikupas secara gamblang dalam kehidupan masa kini, maka perspektif kepemimpinan Ki Hajar Dewantoro mengandung ajakan luhur yang harus dimiliki oleh para pememimpin bangsa, yang mana pada saat ini sudah banyak ditinggalkan.

Renungan menjelang Peringatan Hari Kemerdekaan RI
Sri Bagus DARMOYO
Guru SMK Negeri 2 Kendal