Sabtu, 08 Januari 2011

SUKSES UJIAN NASIONAL


KIAT SUKSES UJIAN NASIONAL


Apa yang harus dilakukan oleh seorang siswa agar dapat memastikan diri lulus Ujian Nasional, paling tidak memprediksi hasil Ujian-nya. Sepertinya akan sulit memprediksi hal itu, bagaikan tebak-tebak kancing baju, atau tebak suara tokek – lulus-tidak-lulus-tidak – dst. Mengapa? Kita tahu bahwa yang mengoreksi hasil Ujian itu adalah makhluk yang tidak mempunyai perasaan yaitu makhluk yang bernama „komputer“. Bahkan anak yang pandai atau bintang kelas pun ada kemungkinan tidak lulus hanya karena salah dalam mengisi Lembar Jawab komputer atau LJK. Lalu apa yang harus kita lakukan?


Paling tidak ada tiga hal yang perlu dipersiapkan agar kita bisa memastikan bahwa jawaban kita benar, dan bisa dibaca oleh komputer dengan baik, yaitu:


Pertama: Menggunakan Pinsil 2B yang benar.

Kita harus menggunakan pinsil 2B yang benar-benar 2B yang menjadi konsumsi yang pas untuk komputer sebagai alat koreksi. Jangan gegabah dengan pinsil 2B yang dijajakan disembarang tempat, yang kadang harganya sangat murah. Hati-hati dengan barang palsu, karena secara tidak sadar kita bisa terjebak oleh tangan-tangan nakal yang akan mencoba menggagalkan (mengacaukan) pelaksanaan Ujian Nasional dengan mengedarakan pinsil 2B palsu.


Kedua: Melakukan penghitaman bulatan LJK secara benar.

Kita harus benar dalam melakukan penghitaman bulatan-bulatan pada LJK, sesuai dengan alternatif jawaban yang kita pilih. Kenapa harus benar, karena kalau kita dalam menghitamkan bulatan tidak penuh, maka komputer tidak akan menbaca dengan benar. Demikian pula kalau kita menghitamkan secara sembarangan sampai keluar bagian yang dilingkari, atau bahkan sampai lembar LJK-nya rusak, maka hasilnya bisa fatal.


Ketiga: Tepat memilih jawaban sesuai permintaan soal.

Kita harus tepat dalam memilih alternatif jawaban sesuai dengan permintaan soal dan mengisikan jawaban tersebut ke LJK dengan benar (sebagaimana persyaratan kedua). Persyaratan ketiga ini hanya bisa ditempuh dengan belajar secara benar, banyak membaca dan latihan soal-soal baik mandiri maupun melalui bimbingan. Persyaratan ketiga ini tentunya sudah dipersiapkan secara terus-menerus selama 3 (tiga) tahun selama menjadi siswa di sekolah. Hanya saja kadang kita tidak sadar bahwa pembelajaran kelas 1 pun sebenarnya adalah merupakan dasar untuk menghadapi Ujian Nasional di kelas 3 nantinya.


Bila ketiga persyaratan tadi telah terpenuhi, maka bisa dipastikan setelah mengikuti Ujian Nasional, kita akan merasa tenang dan menunggu hasil Pengumuman Ujian Nasional tanpa merasa was-was. Selanjutnya tinggal hal-hal non teknis yang harus kita lakukan seperti: (1) Berdoa sebelum melaksanakan Ujian; (2) Sarapan sebelum berangkat ke Sekolah; (3) Mohon restu dari Orang tua; (4) Berangkat lebih pagi dari hari-hari biasa; dan hal-hal lain yang bersifat normatif. Selanjutnya bila persyaratan-persyaratan tadi telah terpenuhi, maka kita tidak perlu lagi menyontek atau menunggu SMS dari orang yang tidak bertanggung jawab, yang kadang bisa lebih menjerumuskan kita. SMS jawaban Ujian Nasional itu adalah perbuatan dari orang-orang yang memanfaatkan ketidak percayaan diri siswa untuk kepentingan dan keuntungan diri sendiri, dan tidak bisa dipertanggung jawabkan.


Demikian tulisan ini, semoga dapat bermanfaat bagi pembaca dan menambah rasa percaya diri dalam menhadapi Ujian Nasional yang akan diselenggarakan dalam waktu yang tidak lama lagi. Semoga sukses menyertai anda, Amiiiieeeennnn!!!


Sri Bagus DARMOYO

Bidang Dikmen Dinas Dikpora Kabupaten Kendal


Jumat, 07 Januari 2011

RENUNGAN UNTUK ORANG TUA SISWA


RENUNGAN UNTUK ORANG TUA SISWA

(Dalam Menghadapi Ujian Nasional)

Ada orang tua yang kebingungan melihat anak-nya begitu resah menghadapi Ujian Nasional. Anak-nya sulit tidur, susah makan dan tidak bisa belajar dengan baik. Kemudian pada suatu hari sepulang dari kantor, orang tua tersebut membawa sebuah pinsil 2B yang dibungkus dengan kain putih. Sampai dirumah pinsil tersebut diberikan kepada anak-nya sambil memberi nasehat:

„Hai anak-ku, ini aku bawakan untukmu sebuah pinsil dari orang tua, untuk persiapan kamu menghadapi Ujian Nasional. Gunakan pinsil ini hanya pada saat kamu mengikuti Ujian Nasional. Tapi ada syarat-nya, yaitu: pinsil ini tidak akan ada gunanya bila kamu (1) tidak percaya diri, (2) tidak mau usaha, dan (3) tidak berlatih dan belajar dengan benar. Untuk itu mulai hari ini kamu harus istirahat yang cukup dan pada setiap kesempatan kamu harus belajar dengan baik. Ajak teman-teman-mu belajar bersama, tapi jangan sampaikan kalau kamu memiliki pinsil ini“.

Anehnya mulai hari itu anak-nya lebih tenang, lebih rajin beribadah dan rajin belajar dan yang jelas lebih ceria. Barangkali anak tersebut sudah (seolah-olah) memperoleh jaminan bahwa dia akan lulus Ujian Nasional. Kemudian timbul rasa percaya diri yang besar, sehingga apa yang dia kerjakan serasa bermakna. Maka hari-harinya dia isi dengan kegiatan yang bermakna dan belajar dengan benar.

Dari cerita itu dapat kita ambil sebuah kesimpulan bahwa seorang anak memerlukan perhatian, rasa aman, motivasi, pengakuan dan dukungan dari orang-orang yang dicintai untuk bisa melakukan sesuatu dengan baik dan benar menurut ukuran-nya. Seorang anak punya ukuran sendiri untuk sesuatu yang dia kerjakan. Tugas orang tua tentunya mengarahkan agar apa yang dilakukan oleh anak tidak salah jalan.

Kadang kita sebagai orang tua mengharapkan sesuatu yang besar yang menurut ukuran seorang anak menjadi suatu beban yang sangat berat. Orang tua sering hanya menuntut, memerintah dan bahkan memaksakan sesuatu sesuai dengan ukuran-nya sendiri. Hal inilah yang perlu dihindari dan perlu dimengerti oleh para Orang tua. Rasa dihargai atas apa yang telah dicapai oleh anak dapat memberikan motivasi untuk mencapai prestasi-prestasi lain yang mungkin lebih besar, lebih hebat bahkan mungkin akan membawa anak itu kepada kesuksesan dimasa yang akan datang.

Kembali pada cerita pinsil tadi, bahwa sebenarnya pinsil tersebut hanyalah rekayasa orang tua. Pinsil tersebut sama saja dengan pinsil yang lain yang dijual di toko-toko alat tulis dipinggir jalan. Hanya bedanya, pinsil tersebut diberikan pada saat yang tepat dengan dibumbui dengan nasehat yang tepat, dimana anak tersebut sedang mencari pegangan dan perhatian orang tua dalam menghadapi kesulitan-nya…

Mari kita renungkan…, sudah-kah kita melakukan sesuatu yang terbaik untuk anak kita? Kalau belum mari kita mulai saat ini dan mulai dari diri kita. Semoga berhasil…

Sri Bagus DARMOYO

Kepala Bidang Dikmen

Dinas Dikpora Kabupaten Kendal