Minggu, 27 April 2008

PEMILIHAN STRATEGI

PEMILIHAN STRATEGI
Kata Kunci Pengembangan Kelembagaan


I. PENDAHULUAN
Dalam mengembangkan suatu lembaga atau organisasi, tidak bisa lepas dari sistem manajemen yang dikembangkan dalam lembaga tersebut, model atau gaya kepemimpinan yang dikembangkan oleh pemimpin dan pengorganisasian staf. Pengembangan lembaga atau organisasi yang lebih dikenal dengan organization development, mengandung pengertian pokok bahwa organization development adalah perubahan yang terencana (planned change) pada suatu lembaga atau organisasi.
Perubahan dalam bentuk pembaruan organisasi dan modernisasi terus menerus yang terjadi dan berkesinambungan mempunyai pengaruh yang sangat dominan dalam masyarakat kini. Organisasi beserta warganya, yang membentuk masyakat modern, mau tidak mau harus beradaptasi terhadap arus perubahan ini. Perubahan-perubahan yang terjadi pada dasarnya dapat dikelompokkan dalam empat katagori, yaitu perkembangan teknologi, perkembangan produk, ledakan ilmu pengetahuan dan jasa yang mengakibatkan makin singkatnya daur hidup produk, serta perubahan sosial yang mempengaruhi perilaku, gaya hidup, nilai-nilai dan harapan tiap orang.
Untuk dapat bertahan, lembaga atau organisasi harus mampu mengarahkan warganya agar dapat beradaptasi dengan baik dan bahkan agar mampu memanfaatkan dampak positif dari berbagai pembaruan tersebut dengan pengembangan diri dan pengembangan organisasi. Proses mengarahkan warga organisasi dalam mengembangkan diri menghadapi perubahan inilah yang dikenal luas sebagai proses organization development.
Karena menyangkut perubahan sikap, persepsi, perilaku dan harapan semua anggota dalam organisasi, organization development di definisikan sebagai upaya pimpinan yang terencana dalam meningkatkan efektivitas organisasi, dengan menggunakan strategi intervensi (oleh pihak ketiga) yang didasarkan pada pendekatan perilaku manusia. Dengan kata lain penerapan organization development dalam lembaga dilakukan dengan bantuan konsultan ahli, sistemis, pemberdayaan sumber daya yang dimiliki dan harus didukung oleh pimpinan serta luas aplikasinya.

II. MANAJEMEN KELEMBAGAAN
Pengembangan kelembagaan selalu melibatkan fungsi-fungsi dalam manajemen. Fungsi manajemen meliputi : 1) Perencanaan (Planning); 2) Pengorganisasian (Organizing); 3) Penggerakan (Actuating); dan 4) Pengawasan (Controlling). Keempat fungsi manajemen tersebut tidak dapat berdiri sendiri-sendiri. Kempat fungsi tersebut dalam manajemen merupakan satu kesatuan fungsi secara utuh.

A. Perencanaan (Planning)
Dalam suatu organisasi, perencanaan menempati urutan pertama yang berpengaruh terhadap keberhasilan organisasi. Perencanaan harus dibuat sedemikian rupa, detail dan senantiasa memperhatikan sumber daya yang dimiliki. Perencanaan dapat dibuat dengan mudah, akan tetapi kadang perencanaan tidak dapat dijalankan dengan mudah hanya karena hal-hal kecil yang kadang tidak terperhatikan. Detail sebuah perencanaan harus memenuhi syarat : (1) dapat dilaksanakan dengan mudah, (2) meliputi semua kepentingan organisasi, (3) dapat diterima oleh semua unsur, (4) menggambarkan tahapan-tahapan yang nyata, (5) mencakup sasaran-sasaran tertentu dan strategi pencapaiannya, (6) memperhatikan kondisi lingkungan, dan (7) berorientasi pada tantangan masa depan.

B. Pengorganisasian (Organizing)
Keberhasilan dan kesuksesan pengembangan sebuah lembaga atau organisasi tidak hanya tergantung pada seorang pemimpin saja, keberhasilan sebuah lembaga atau organisasi tergantung pada bagaimana pemimpin dapat mengorganisir anak buah/ staf yang dimiliki untuk menjalankan kebijakan organisasi, program kerja lembaga, kegiatan unit-unit kerja dalam lembaga untuk mencapai tujuan dan sasaran organisasi. Pemimpin adalah dirijen dalam orkestra, pemimpin membagi habis pekerjaan sesuai dengan kompetensi masing masing individu.

C. Penggerakan (Actuating)
Dilema yang mungkin timbul sebagai seorang pemimpin berkisar pada kenyataan bahwa kita seringkali memiliki keberagaman tujuan yang terhubung dengan posisi kita. Kendati jarang yang sama, tujuan adalah sesuatu yang unik. Beberapa melibatkan kerangka waktu yang berbeda. Beberapa menuntut lebih banyak sumberdaya. Beberapa di antaranya jelas lebih penting untuk mencapai visi organisasi. Hal tersebut adalah tanggungjawab seorang pemimpin untuk dapat menggerakkan seluruh unsur dalam organisasi sesuai tugas masing-masing dengan selalu memperhatikan arah kebijakan organisasi. Pemimpin harus dapat memprioritaskan bagaimana yang terbaik menggunakan waktu, energi, dan sumber daya material agar siap melaksanakan tugas dengan benar.

D. Kontrol (Controlling)
Setelah seluruh unsur dalam organisasi berjalan dengan benar sesuai dengan arah dan alur kebijakan organisasi, fungsi kontrol harus dijalankan oleh pemimpin atau individu yang diberi kewenangan untuk menjalankan fungsi kontrol dengan tujuan agar seluruh unit-unit kerja dalam organisasi berjalan sesuai rel kebijakan organisasi. Fungsi kontrol selain untuk menjaga agar organisasi berjalan sesuai dengan rel-rel kebijakan, juga berfungsi untuk memberikan umpan balik kepada sistem manajemen dalam merencanakan kebijakan organisasi selanjutnya.

III. PENGEMBANGAN KELEMBAGAAN

A. Pengembangan Teori
1. Manusia sebagai individu.
Dua asumsi penting yang mendasari pengembangan kelembagaan adalah bahwa manusia memiliki hasrat berkembang dan kebanyakan orang tidak hanya berpotensi, akan tetapi juga berkeinginan untuk berkontribusi sebanyak mungkin pada lembaga. Pengembangan kelembagaan bertujuan untuk menghilangkan faktor faktor dalam organisasi yang menghambat perkembangan dan menghalangi orang untuk berkontribusi demi tercapainya sasaran organisasi.
2. Manusia sebagai anggota dan pemimpin kelompok
Lembaga yang melakukan pengembangan organisasi harus berasumsi bahwa setiap orang dapat diterima dan diakui perannya oleh kelompok kerjanya. Dalam lembaga/organisasi perlu ditumbuhkan keterbukaan agar para anggotanya dapat dengan leluasa mengungkapkan perasaannya dan pikirannya. Dalam keterbukaan, orang akan mendapatkan kepuasaan kerja yang lebih tinggi, sehingga dengan demikian performansi kelompok akan lebih efektif.
3. Manusia sebagai penggerak organisasi
Hubungan antar kelompok-kelompok dalam organisasi menentukan efektivitas pergerakan masing masing kelompok tersebut. Misalnya bila komunikasi antar-kelompok hanya terjadi pada tingkat manajer, koordinasi dan kerjasama akan kurang efektif. Akan lebih efektif bila segenap anggota kelompok terlibat dalam interaksi.

B. Sasaran Pengembangan Kelembagaan
Atas dasar asumsi asumsi diatas, proses pengembangan kelembagaan diterapkan dengan sasaran :
1. Hubungan yang lebih efektif antara bagian, divisi dan kelompok kelompok kerja dalam lembaga
2. Hubungan pribadi yang lebih efektif antara manajer dan karyawan pada semua jenjang dalam organisasi.
3. Terhapusnya hambatan-hambatan komunikasi antara pribadi dan kelompok
4. Berkembangnya iklim organisasi yang ditandai dengan saling percaya, dan keterbukaan yang dapat memotivasi serta menantang anggota organisasi untuk lebih berprestasi

C. Tahapan Pengembangan Kelembagaan
Dalam menerapkan pengembangan kelembagaan pemimpin harus menjadi agen pembaruan (agent of change), yang fungsi utamanya adalah membantu warga organisasi menghadapi perubahan, melalui teknik teknik pengembangan organisasi yang sesuai dengan kebutuhan lembaga tersebut. Proses penerapan dilakukan dalam empat tahap sebagai berikut :
1. Tahap pengamatan sistem manajemen atau tahap pengumpulan data, meliputi :
a. Fungsi utama tiap unit dalam lembaga
b. Peran masing masing unit dalam mencapai tujuan dan sasaranlembaga
c. Proses pengambilan keputusan serta pelaksanaan tindakan dalam masing masing unit
d. Kekuatan dalam organisasi yang berpengaruh pada perilaku antar-kelompok dan antar individu dalam lembaga
2. Tahap diagnosis dan umpan balik.
Dalam tahap ini kualitas pengorganisasian serta kegiatan operasional masing masing elemen dalam lembaga dianalisis dan dievaluasi. Ada beberapa kriteria yang umum digunakan dalam mengevaluasi kualitas elemen elemen tersebut, diantaranya : 1) Kemampuan beradaptasi; 2) Tanggung jawab; 3) Identitas; 4) Komunikasi; 5) Integrasi; dan 6) Pertumbuhan.
3. Tahap pembaruan dalam lembaga.
Dalam tahap ini dirancang pengembangan organisasi dan dirumuskan strategi memperkenalkan perubahan atau pembaruan. Strategi ini bertujuan meningkatkan efektifitas organisasi dengan cara mengoreksi kekurangan serta kelemahan yang dijumpai dalam proses diagnostik dan umpan balik.
4. Tahap implementasi pembaruan.
Tahap akhir dalam pengembangan kelembagaan adalah pelaksanaan rencana pembaruan yang telah digariskan dan disetujui. Kegiatan implementasi perubahan meliputi : 1). perubahan struktur 2) perubahan proses dan prosedur 3) penjabaran kembali secara jelas tujuan dan sasaran pengembangan lembaga 4) penjelasan tentang peranan dan misi masing-masing unit dan anggota dalam organisasi

IV. PEMILIHAN STRATEGI
Strategi organisasi pada dasarnya adalah usaha untuk menciptakan kesesuaian dan kesepadanan atau “link and match” antara kapabilitas internal organisasi dan peluang eksternal. Alat analisis yang populer untuk membantu menciptakan “fit and match” ini adalah analisis SWOT (Strenghts, Weaknessess, Opportunities, and Threats — kekuatan, kelemahan, peluang/kesempatan dan ancaman).
Strategi yang baik adalah strategi yang sesuai dengan alasan kehematan (law of parsimony), yaitu jelas, sederhana, dan spesifik. Sedang tindakan hanya merupakan konsekuensi dari alasan (action must flow from reason). Pemilihan strategi harus dilakukan melalui beberapa tahapan yang harus diperhatikan dan dicermati sebagai upaya mencapai suatu tujuan organisasi/kelembagaan.

Tahapan-Tahapan Pengembangan Strategi :
Tahap pertama adalah melakukan analisis trend (kecenderungan). Sesuatu disebut sebagai kecenderungan apabila memiliki sifat dinamis dan mengandung unsur perubahan. Perubahan tersebut relatif permanen, tidak bersifat sementara dan perubahan tersebut relatif bisa diukur.
Tahap kedua adalah melakukan analisis SWOT (Strenghts, Weaknessess, Opportunities, and Threats) S-W merupakan analisis internal organisasi, sedangkan O-T merupakan analisis eksternal. Strategi yang disusun, pertama-tama, berdasarkan analisis internal organisasi disebut strategi “inside-out”. Sedangkan yang disusun pertama-tama sebagai hasil analisis eksternal disebut “outside-in”. Strategi “inside-out” biasanya melihat keterbatasan sumber daya sebagai kendala, sedangkan strategi “outside-in” melihat peluang sebagai daya tarik utama. Dalam praktek sehari-hari, keduanya digabungkan sehingga disebut analisis S-W-O-T, SWOT analisis.
Tahap ketiga adalah berdasarkan analisis SWOT, kemudian diturunkan berbagai alternatif strategi yang bisa dipilih. Dengan menghubungkan empat dimensi tersebut, akan diperoleh empat kuadran, yaitu: alternatif strategi SO (Strenghts and Opportunities), alternatif strategi ST (Strenghts and Threats), alternatif strategi WO (Weaknesses and Opportunities) dan alternatif strategi WT (Weaknesses and Threats).
Tahap keempat adalah memilih strategi yang dinilai paling tepat bagi organisasi. Pemilihan strategi tentu dengan memperhitungkan misi organisasi, nilai-nilai yang diyakini oleh pemimpin puncak organisasi, harapan-harapan yang berkembang di masyarakat, dan kemungkinan berhasil-tidaknya strategi yang dipilih tersebut dalam implementasinya. Pertimbangan-pertimbangan riil pelaksanaan strategi perlu dipikirkan secara masak, karena organisasi tidak bisa diubah hanya dengan membuat pernyataan-pernyataan di atas kertas.
Tahap kelima adalah pelaksanaan strategi. Strategi yang telah dirumuskan harus diterjemahkan ke dalam program kerja yang jelas. Salah satu yang harus dibangun adalah arsitektur organisasi. Arsitektur organisasi berkaitan dengan jawaban terhadap tiga hal dasar, yaitu: siapa yang mempunyai kewenangan untuk memutuskan tentang hal apa (distribution of authority), siapa memberi kontribusi apa dan bagaimana mengukurnya (performance appraisal), dan siapa memperoleh apa dan berapa banyak (reward system).
Banyak faktor mempengaruhi pelaksanaan strategi, seperti faktor kepemimpinan, faktor komunikasi dalam organisasi, faktor konflik, sistem imbalan, sisntem kontrol, dan faktor sumber daya manusia. yang penting, organisasi harus memiliki komitmen yang tinggi terhadap proses pembelajaran terus-menerus.
Dari Uraian diatas dapat dikatakan bahwa pemilihan strategi sangat penting untuk menetapkan arah kebijakan organisasi/lembaga bahkan pemilihan strategi ini dapat menentukan keberhasilan organisasi atau keberhasilan lembaga. Sehingga dapat dikatakan “Pemilihan Strategi merupakan kata kunci Pengembangan Kelembagaan”

Strategi Dan Keunggulan Kompetitif :
Ada empat sumber dari daya saing perusahaan yang dapat dioptimalkan sebagai strategi pengembangan kelembagaan yaitu: kompetensi yang unik, keberlanjutan (sustainability), kemampuan memanfaatkan potensi (apropriabilitas) dan pemilihankesempatan pada saat yang tepat (oportunisme).
Kompetensi unik hanya muncul apabila organisasi melakukan investasi pada aset yang berdaya tahan, spesialisasi, dan sulit ditukar-tukar (durable, specialized and untradeable). Hal ini melibatkan keputusan yang tak mudah diubah-ubah dan melibatkan investasi yang signifikan. Dapat dikatakan bahwa sumber daya organisasi yang paling berharga, jarang, sulit ditiru, dan tidak mudah tergantikan adalah sumber daya reputasi (seperti: image, ekuitas merek, kredibilitas korporasi, …) dan sumber daya organisasional (seperti: etos kerja karyawan, kepemimpinan yang visioner, komitmen karyawan, …)
Keunggulan-keunggulan sumber daya organisasi tersebut bila dioptimalkan dan dipadukan dengan strategi yang jitu, akan menjadi daya saing yang kuat bagi pengembangan kelembagaan.

V. PENUTUP
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa :
1. Dalam pengembangan kelembagaan, harus memperhatikan 4 (empat) pilar manajemen meliputi : 1) Perencanaan, 2) Pengorganisasian, 3) Penggerakan dan 4) Kontrol, dengan cara mengoptimalkan seluruh sumber daya yang dimiliki dan dengan menggunakan strategi yang tepat.
2. Analisis SWOT diperlukan guna menetapkan strategi yang dipilih untuk mengembangkan kelembagaan.
3. Pemilihan Strategi merupakan kata kunci Pengembangan Kelembagaan


DAFTAR PUSTAKA

Brian Billik dan James A. Peterson, Ph.D, Competitive Leadership, Triumph Books, Chicago.

Pearce II, John A. dan Robinson Jr, Richard B, Manajemen Strategik, Formulasi, Implementasi dan Pengendalian, Binarupa Aksara, Jakarta 1997.

…………………………, Pedoman Manajemen , Gramedia, Jakarta, Internet, Sunday, 15 January 2006

1 komentar:

valkryquattrocchi mengatakan...

Las Vegas Casinos - JTM Hub
At casinos throughout Las Vegas, Casinos 시흥 출장안마 are always entertaining 인천광역 출장안마 and welcoming guests with the opportunity to relax and indulge 남원 출장안마 in the fun 계룡 출장샵 of 삼척 출장마사지 it all. The